1. Tinjauan Batasan Pendidikan
Secara konseptual, kita menyadari bahwa setiap orang dikehendaki atau
tidak, selalu menjadi anggota atau berada dalam sebuah lingkungan pendidikan.
Minimal seseorang berada dan menjadi anggota dalam lingkungan keluarganya
maisng-masing, atau ia menjadi salah seorang murid dari sebuah lembaga
pendidikan formal atau sekolah atau berada dalam sebuah komunitas dan pedidikan
didalam lingkungan masyarakatnya. Dengan perkataan lain seseorang, langsung
atau tidak langsung, terlibat didalam berbagai proses pendidikan. Karena itu
pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamik dalam kehidupan individu, yang
mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya.
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti,
dan tubuh anak, dalam pengertian tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian
itu, supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik selaras dengan alamnya dan masyarakatnya (Ki Hajar
Dewantara) unsur-unsur umun dalam definisi pendidikan : (1) pendidikan itu
bertujuan (2) pendidikan merupakan upaya yang disengaja atau tidak disengaja
dan (3) pendidikan dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Karena itu, usaha pendidikan akan diarahkan kepada keseluruhan
aspek kebudayaan dan kepribadian, dan harus menace pada pembinaan cita-cita
hidup yang luhur.
2. Pergeseran pandangan pendidikan
Konsep pendidikan yang “konvensional menggambarkan bahwa pendidikan itu
sebagai bantuan pendidik untuk membuat subjek didik dewasa. Konsep ini telah
mendorong pendidik demikian bernafsu untuk member “bekal hidup” kepada anak
didik. Implikasi dari konsep ini telah melahirkan pandangan dikalangan
sementara pendidik, sehingga mereka mengartikan pendidikan itu sebagai kegiatan
yang berpusat pada pendidik. Anak didik dipandang sebagai “wadah kosong” yang
harus “diisi” oleh pendidik. Teori pendidikan modern berubah pendekatannya dari
mementingkan dan menekankan keterampilan kognitif kepada perkembangan
interpersonal dan intrapersonal. Ini berarti bahwa pendidikan itu secara sadar
harus diarahkan untuk membantu dan memperlancar pertumbuhan diri, pembebasan
diri, pengemansipasian diri, dan perwujudan diri.
3. Pendidikan sepanjang hayat
3. Pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan itu harus dipandang sebagai pemberian pelayanan terhadap
perkembangan pribadi individu sepanjang hayatnya. Pendidikan sebagai kegiatan
berjalan terus sebagai suatu proses yang berkesinambungan sebab perkembangan
manusia itu tidak pernah berhenti sepanjang hidup manusia itu sendiri. Bermakna
bahwa seseorang itu tidak dapat begitu saja dibentuk dan diubah oleh orang lain
dengan semau-maunya, baik melalui pengawasan, pengendalian, pengontrolan,
manipulasi, maupun hukuman. Hanya dirinya sendirilah yang menggerakkan
perubahan kearah mana yang dia inginkan dan harapkan. Oleh karena pendidikan
berlangsung sepanjang hayat, maka dapatlah dikatakan bahwa pendidikan adalah
sama dengan belajar, entah dimana, bagaimana, dan bilakah berlangsungnya
pelajaran itu. Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses yang
berkelanjutan, mulai dari usia anak kecil sampai pada usia dewasa. Konsep ini
akan melahirkan implikasi bahwa pendidikan itu hendaknya diberikan dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Pendidikan multikultur
Pendidikan multikultur dimaksudkan untuk memberikan akses kepada
kelompok etnik dan minoritas terutama untuk individu, keluarga dan anak-anak
dengan pendekatan multietnik, multirasial. Dengan multikultur dimaksudkan
interaksi antara individu dari kelompok minoritas dan etnik dengan kelompok
dominan. Pendekatan multikultur terdiri dari (a) pengetahuan tentang budaya
keturunan yang dimiliki seseorang dan pemahaman tentang budya yang ada disekitar.
(b) pemahaman mengenai budaya yang dimiliki pihak lain.
5. Pendidikan ras dan gender
Ras dan gender memiliki tempat khusus dalam kajian antropologi
pendidikan. Ras yang menjadi perhatian khusus yaitu pendidikan untuk kelompok
terasing, sehubungan dengan stereotype mengenai pendidikan dan dalam beberapa
hal masih terabaikan. Adapun gender lebih dilihat dari sisi diskriminasi dalam
memperoleh hak yang sama sekaitan dengan budaya maskulin yang mendominasi
kehidupan. Ras dan gender memiliki tempat khusus dalam kajian antropologi
pendidikan. Ras yang menjadi perhatian khusus yaitu pendidikan untuk kelompok
terasing, sehubungan dengan stereotype mengenai pendidikan dan dalam beberapa
hal masih terabaikan. Adapun gender lebih dilihat dari sisi diskriminasi dalam
memperoleh hak yang sama sekaitan dengan budaya maskulin yang mendominasi
kehidupan.
6. Perkembangan pendidikan dilihat dari; konsepsi,
sejarah dan tokoh
Ki hajar dewantara pendidikan adalah sebagai usaha bangsa dalam untuk
memelihara dan mengembangkan benih turunan bangsa itu. Asas pendidikannya yaitu
kemerdekaan guna menuju kearah kebudayaan, keluruhan dan kehalusan manusia yang
berwawasan kebangsaan yang tidak boleh bertentangan dengan kodrat kemanusiaan.
Dalam menegakkan kemerdekaan hidup, berazaskan kepada kekuatan sendiri. Taman
siswa menjadi wahana pemupukan kader masyarakat, yang terkenal dengan nuansa
filosofis “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso tut wuri handayani.
Implikasinya : selalu melibatkan interaksi sosial-budaya.
0 komentar:
Post a Comment