A. Teori Pendidikan Menurut Jean
Piaget
Teori
pendidikan yang dikemukakan oleh Jean Piaget adalah teori pendidikan kognitivisme
adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam
aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar
itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir
yang kompleks. Jadi, menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari
proses berpikir.
B. Konsep dan Teori Jean Piaget
Ada
beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori
perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu:
1. Intelegensi
intelegensi
adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan
persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan.
2. Organisasi
Organisasi
adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan
struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih
tinggi.
3. Skema
Skema
adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya.
4. Asimilasi
Asimilasi
adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau
pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
5. Akomodasi
Akomodasi adalah pembentukan
skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru,
atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
6. Ekuilibrasi
Ekuilibrasi
adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi
adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi
dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
Piaget
mengidentifikasi 4 (empat) tahapan utama perkembangan kognitif:
1. Tahap
Sensorimotor (lahir – 2 tahun)
Perkembangan
kognitif bayi sampai kira-kira berusia 2 tahun pada umumnya mengandalkan
observasi dari panca indera dan gerakan tubuh mereka.
2. Tahap
Pra-operasional (2 – 7 tahun)
Pra-operasional
ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi
simbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan keterikatan atau hubungan
di antara mereka.
3. Tahap
Concrete Operational (6 atau 7 th – 12
tahun)
Konkrit
operasional anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa
operasi dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan
permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa.
4. Tahap
Formal Operational ( 12 tahun ke atas)
Tingkat
operasi formal merupakan tahapan terakhir dari skema Piaget, yang merupakan
tingkatan dari kedewasaan kognitif. Tugas utama pada tahap ini meliputi
kemampuan klasifikasi, berpikir logis, dan kemampuan hipotetis.
C. Implementasi Teori Piaget dalam
Pendidikan
Beberapa pemikiran
piaget yang dapat diterapkan untuk mendidik anak:
1. Gunakan pendekatan konstruktif
Anak-anak
dapat belajar dengan baik jika mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri. Dalam
pembelajaran, siswa akan belajar dengan baik dengan melakukan eksperimen dan
berdiskusi, dari pada hanya mendengarkan ceramah atau menghafalkan materi.
2. Melakukan pembelajaran fasilitatif
Guru
efektif dapat mendesain situasi-situasi yang mengembangkan penalaran sekaligus
kreativitas siswa. Guru mendengarkan, memperhatikan, dan member pertanyaan
kepada siswa untuk membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik
3. Pertimbangkan pengetahuan anak dan
tingkat pemikiran mereka
Mereka
memiliki banyak pemahaman tentang dunia fisik dan alam. Mereka memiliki
konsep-konsep tentang ruang, waktu, kuantitas, dan sebab akibat. Guru perlu
menerjemahkan apa yang dikatakan siswanya dan merespon dengan tidak terlalu
jauh dari tingkat pemikiran mereka.
4. Gunakan penilaian berkesinambungan
Penilaian
tidak hanya dilakukan menggunakan tes-tes yang terstandar, tapi juga
memperhatikan portofolio siswa. Pekerjaan atau tugas-tugas yang belum selesai
maupun yang sudah lengkap.
5.
Tingkatkan kesehatan intelektual anak
Pembelajaran
seharusnya berjalan alamiah, anak-anak jangan dipaksa dan ditekan untuk belajar
terlalu banyak dan terlalu dini dalam perkembangan mereka sebelum mereka siap
dan matang.
6. Ubahlah ruang kelas menjadi ruang
untuk eksplorasi dan penemuan
Pada
tingkatan sekolah dasar kelas satu dan dua, guru dapat melakukan eksplorasi dan
penemuan. Ruang kelas di-setting dengan struktur yang berbeda dari kelas pada
umumnya. Guru mengobservasi minat siswa dan partisipasi alami mereka serta
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran.
0 komentar:
Post a Comment