1. Teori Evolusi dan Antropologi
Disiplin ilmu antropologi memperoleh tempat sebagai salah satu ilmu pengetahuan setelah menerapkan teori, konsep, dan metode sebagaimana yang dikembangkan oleh ilmu pengetahuan alam. Salah satu teori yang dipinjam adalah teori evolusi dari disiplin ilmu biologi. Pemikiran evolusionisme Darwin menyatakan bahwa semua bentuk kehidupan dan jenis-jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini mengalami proses evolusi. Pemikiran evolusi ini diterapkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses-proses evolusi sosial budaya masyarakat. Salah satunya adalah pemikiran Herbert Spencer, salah seorang tokoh evolusionis, yang berpendapat bahwa perkembangan masyarakat dan kebudayaan tiap-tiap bangsa di dunia telah atau akan melalui tingkat-tingkat evolusi yang sama (evolusi universal).
2.
Teori Evolusi dan Antropologi Masa Kini
Pemikiran evolusi multi-linear muncul dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pemikiran evolusi unilinear, ketika dihadapkan pada bahan-bahan etnografi yang ada, pada kasus-kasus tertentu ternyata tidak berlaku universal. Sehubungan dengan fakta ini maka dikembangkanlah konsep inti kebudayaan untuk menjelaskan garis-garis spesifik perkembangan dalam masyarakat atau kelompok masyarakat. Pokok pikiran dari teori evolusi multi-linear adalah bahwa bagi kebudayaan yang memiliki inti kebudayaan yang kurang lebih sama akan berevolusi mengikuti suatu rangkaian evolusi yang sama meskipun berbeda dalam detil spesifiknya.
Dalam rangka menjelaskan asal mula terjadinya aneka ragam masyarakat dan kebudayaan manusia di seluruh belahan dunia, selain dikenal adanya teori evolusi juga dikenal adanya teori difusi. Menurut pemikiran difusionisme, kebudayaan manusia itu pangkalnya adalah satu dan di suatu tempat tertentu, yaitu pada waktu manusia baru saja muncul di dunia. Kemudian kebudayaan induk tersebut berkembang dan menyebar ke dalam banyak kebudayaan baru dikarenakan pengaruh lingkungan hidup, alam, dan waktu.
Pemikiran darwinisme dan pemikiran evolusionisme pada akhirnya mengalami perkembangan yang memunculkan pemikiran neo-darwinisme dan neo-evolusionisme. Neo-darwinisme berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaan manusia adalah perpanjangan (berasal) dari makhluk hewan yang berwujud manusia – yang berevolusi. Sementara itu di lain pihak neo-evolusionisme berpendapat bahwa evolusi tidak harus selalu diartikan atau disamakan dengan kemajuan, seperti dari kondisi sederhana menjadi kompleks. Perbedaan kedua pemikiran ini menunjukkan apa sesungguhnya manusia, dan perbedaannya dengan makhluk yang lainnya.
0 komentar:
Post a Comment