Teacher-centered
approach adalah suatu pendekatan belajar yang berdasar pada pandangan bahwa
mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan (Smith, dalam Sanjaya,
2008: 96). Cara pandang bahwa pembelajaran (mengajar) sebagai proses
menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan ini memili beberapa ciri sebagai
berikut:
1. Dalam
TCA gurulah yang harus menjadi pusat dalam KBM
Dalam TCA, guru memegang peran sangat penting. Guru
menentukan segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa, semua
tergantung guru. Bahkan seorang guru di TCA memiliki hak legalitas keabsahan
pengetahuan (yang benar itu seperti yang dikatakan guru). Oleh karena begitu
pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung
manakala ada guru, dan tak mungkin ada pembelajaran apabila tidak ada guru.
Sehubungan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, minimal ada tiga peran
utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai perencana; sebagai
penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
2. Siswa
ditempatkan sebagai objek belajar
Siswa
dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus
dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk memahami
segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima
informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan keterampilan kadang tidak
mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi berangkat dari pandangan yang
menurut guru dianggap baik dan bermanfaat. Sebagai objek belajar, kesempatan
siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya, bahkan
untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas. Sebab dan proses
pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
3. Kegiatan
pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Misalnya
dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar manakala ada kelas yang
telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya tempat yang telah
ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal, siswa duduk di bangku
berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya dalam waktu yang diatur
sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu materi tertentu telah habis,
maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-bagian yang terpisah, seakan-akan
tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya.
4. Tujuan
utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
Keberhasilan
suatu proses pengajaran diukur dari sejuah mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah
pengetahuan yang bersumber dari materi pelajaran yang disampaikan di sekolah.
Sedangkan mata pelajaran itu sendiri merupakan pengelaman-pengalaman manusia
masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam
buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa.
Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan
tersebut. Oleh karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi
pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar
tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.
0 komentar:
Post a Comment