1. Pengertian menulis permulaan
Menulis
adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan
tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968) menurut pengertian ini menulis
merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan.
Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Jadi,
menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada
kemampuan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai
memasuki bangku sekolah.
Langkah-langkah
pembelajaran menulis permulaan, antara lain:
a.
Pengenalan huruf
Kegiatan ini di lakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan.Penekanan pembelajaran di arahkan pada pengenalan bentuk tulisan
serta pelafalannya dengan benar.Fungsi pengenalan ini di maksudkan untuk
melatih indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang
tulisan.
b.
Latihan
Ada beberapa
bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan seperti:
1)
Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan
posisi yang benar.
2)
Latihan gerakan tangan.
3)
Latihan mengeblat.
3
4)
Latihan menatap bentuk
tulisan.
5)
Latihan menulis halus indah.
6)
Latihan dikte.
7)
Latihan
melengkapi tulisan.
2.
Metode dan pembelajaran menulis permulaan
a.
Metode Eja
Metode
eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis
dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu
pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan
pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai
berikut:
1)
Menulis huruf lepas.
2)
Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata.
3)
Merangkaikan suku kata menjadi kata.
4)
Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4).
b.
Metode Kata Lembaga
Metode kata
lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Mengenalkan kata.
2)
Merangkaikan kata antar suku kata.
3)
Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya.
4)
Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5).
c.
Metode Global
Metode
global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat
secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata,
menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6).
4
d. Metode SAS
Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335)
pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar
yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Menurut Supriyadi dkk.
(l992) alasan mengapa metode SAS dipandang paling baik antara lain : (l) metode
ini menganut prisip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa terkecil adalah
kalimat, (2) memperhitungkan perkembangan pengalaman bahasa anak, dan (3)
metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Metode SAS menurut
(Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan
atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil
cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik
pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf,
kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari
huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang
tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional
metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
1)
Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
2)
Analitik yatu melakukan proses penguraian.
3)
Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur
semula.
Untuk lebih jelasnya dalam penerapan metode SAS, guru melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Guru menuliskan sebuah kalimat
sederhana, membacanya, siswa
menyalinnya.
2)
Kalimat itu diuraikan ke dalam bentuk
kata-kata. Setelah dibaca
siswa menyalin kata-kata itu
seperti yang dilakukan guru.
5
3)
Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan
lagi atas suku-sukunya. Setelah dibaca, siswa menyalin suku kata-suku kata itu
seperti yang dilakukan guru.
4)
Suku kata itu pun diuraikan lagi atas
huruf-hurufnya. Siswa menyalin seperti yang dilakukan guru.
5)
Setelah guru memberikan penjelasan
lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkaikan kembali menjadi suku kata, kata, dan
kalimat untuk kemudian siswa menyalinnya seperti yang dilakukan guru.
Kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Penulisan kata-kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal atau yang baru
dengan huruf balok.
2) Menyalin kata-kata yang cocok dengan gambar yang ditunjukkan
guru.
3) Penulisan huruf yang ada pada kartu, yang telah disusun menjadi kata.
4) Penulisan cerita di dalam gambar dengan bimbingan guru.
5) Penulisan kata-kata yang sudah dikenal (dengan didiktekan guru).
6) Penulisan kalimat sederhana yang dimulai dengan huruf kapital diakhiri
tanda titik.
7) Penulisan jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan.
Selanjutnya pembelajaran menulis sudah mengarah pada kegiatan mengarang
yang diawali dengan pembelajaran mengarang permulaan (mengarang sederhana
berdasarkan gambar seri, cerita sederhana, atau pengalaman siswa) sampai pada
tingkat mengarang lanjut. Pembelajaran menulis lanjut diarahkan pada
pengembangan kemampuan menulis beragam bentuk tulisan.
6
Demikian
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan
dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan struktur
analitik sintetik (Subana:176).
e. Penilaian
Dalam Membaca dan Menulis Permulaan (MMP)
Evaluasi
atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan
data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data
tersebut. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, data atau informaasi tersebut
diperoleh melalui serangkaian kegiatan atau peristiwa yang terjadi di dalam
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan dimaksud berkaitan apa yang dilakukan oleh
guru, apa yang terjadi di dalam kelas, dan apa yang dilakukan oleh siswa.
Sekalian dengan penilaian pembelajaran MMP di kelas rendah sekolah dasar,
penilaian itu tentunya harus sesuai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran
bahasa Indonesia pada umumnya. Penilaian dimaksud berkenaan dengan penilaian
terhadap proses dan penilaian terhadap hasil.
Penilaian
yang diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dimaksudkan untuk melihat
kemajuan dan hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa. Berdasarkan
informasi kemajuan dan hasil belajar yang bersifat individual itu, hasil
penilaian tersebut juga dapat digunakan untuk membandingkan kemampuan
antarsiswa dalam kelas tersebut. Dengan demikian, hasil penilaian dimaksud akan
menjadi bahan masukan yang berharga untuk menentukan tingkat kenerhasilan anak
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Di samping
itu, guru juga akan mendapat masukan tentang kesulita-kesulitan yang dialami
siswanya dalam belajar. Berbekal informasi tersebut, guru akan dapat memilih
dan merancang pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan
kebutuhan anak dengan kebutuhan anak didiknya.
7
a.
Penilain Proses
Penilaian proses dilakakuan selama
proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
pembelajarn dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respons, kegiatan,
minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, perkembangan dan kemajuan belajar siswa akan
diketahui. Bukan hanya itu, masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi siswa dalam belajar akan terdeteksi. Demikan juga denga respon dan
tanggapan siswa terhadap kemajuan belajar yang akan dicapainaya atau terhadap
masalah yang dihadapinya akan diketahui.
Berdasarkan penjelasan diatas, kita
dapat menyimpulkan bahwa informasi yang terekam dalam proses ini harus meliputi
tiga ranah, yaitu:
1) Kognitif
2) Afektif
3) Psikomotorik
Oleh karena
itu, untuk mendapatkan informasi dari ketiga rabah tersebut dalam proses
belajar tidak dapat jika hanya mengandalkan salah satu dari jenis alat
penilaian tertentu. Alat penilaian yang berbentuk tes pada umumnya cocok untuk
menggali kemampuan-kemampuan yang berkaitan dengan kognisi. Sedangkan untuk
alat penilaian afektif dan psikomotorok lebih efektif bila dilakakun dengan
menggunakan cara nontes.
Yang
dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab,
pernyataan yang harus ditanggapi dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan/dilaksankan testee (peserta tes). Dalam pembelajarn MMP,
teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan untuk menilai sejauh mana
kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan (kemampuan membaca
tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
8
b. Tes Tertulis
Merupakan
alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaanya dilakukan dalam bentuk
tertulis. Pengerjaanya oleh siswa dan dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau
tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
c.
Tes Lisan
Merupakan
alat penilaian yang penyajiannya dan pengerjaanya dilakukan dalam bentuk lisan.
Dalam cara ini pun, pengerjaanya oleh siswa dapat berupa jawaban atas
pertanyaan atau tanggapan atas pernyataan baik itu dilakukan oleh siswa dengan
siswa maupun oleh siswa/peserta didik dengan guru.
d. Tes
Perbuatan
Merupakan
alat penilaian yang penguasaanyan dapat disampaikan secara tertulis atau lisan
dan pengerjaanya oleh siswa dilkukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik
nontes merupakan alat penilaiann yang dilkukan untuk memperoleh gambaran
tentang karakteristik minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya
digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah terjadi dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok digunakan
dalam penilaian proses, sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan
penilaian kedua-duanya, baik itu teknik tes maupun itu teknik nontes.
e. Penilaian Hasil
Penilaian
hasil dimaksudkan untuk menentukan pencapain atau hasil belajar siswa. Alat
penilaian yang digunakan dapat berupa tes maupun nontes. Untuk menilai hasil
pencapaian hasil pembelajan siswa dalam membaca menulis permulaan di kelas
rendah dimaksudkan unruk memenuhi nilai kemampuan siswa dalam
hal kemelekhurufan yang di capainya.
9
Kemampuan-kemampuan dimaksud
meliputi pengenalan atas satuan-satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku
kata, kata, dan kalimat sederhana.
0 komentar:
Post a Comment