Monday 22 February 2016

STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MODEL MENULIS PERMULAAN


1. Pengertian menulis permulaan
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968) menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Jadi, menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah.
Langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan, antara lain:
a.       Pengenalan huruf
Kegiatan ini di lakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.Penekanan pembelajaran di arahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar.Fungsi pengenalan ini di maksudkan untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
b.      Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan seperti:
1)      Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.
2)      Latihan gerakan tangan.
3)      Latihan mengeblat.
3
4)      Latihan menatap bentuk tulisan.        
5)      Latihan menulis halus indah.
6)       Latihan dikte.
7)       Latihan melengkapi tulisan.
2.    Metode dan pembelajaran menulis permulaan
a.            Metode Eja
     Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
1)   Menulis huruf lepas.
2)   Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata.
3)   Merangkaikan suku kata menjadi kata.
4)   Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4).
b.            Metode Kata Lembaga
     Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Mengenalkan kata.
2)   Merangkaikan kata antar suku kata.
3)   Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya.
4)   Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5).
c.       Metode Global
                          Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6).

4
d.      Metode SAS
             Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Menurut Supriyadi dkk. (l992) alasan mengapa metode SAS dipandang paling baik antara lain : (l) metode ini menganut prisip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa terkecil adalah kalimat, (2) memperhitungkan perkembangan pengalaman bahasa anak, dan (3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
1)        Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
2)        Analitik yatu melakukan proses penguraian.
3)        Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
  Untuk lebih jelasnya dalam penerapan metode SAS, guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)        Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana, membacanya, siswa  
        menyalinnya.
2)        Kalimat itu diuraikan ke dalam bentuk kata-kata. Setelah dibaca  
       siswa menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru.

5
3)      Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya. Setelah dibaca, siswa menyalin suku kata-suku kata itu seperti yang dilakukan guru.
4)      Suku kata itu pun diuraikan lagi atas huruf-hurufnya. Siswa menyalin seperti yang dilakukan guru.
5)      Setelah guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkaikan kembali menjadi suku kata, kata, dan kalimat untuk kemudian siswa menyalinnya seperti yang dilakukan guru.
Kegiatan-kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1)      Penulisan kata-kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal atau yang baru dengan huruf balok.
2)      Menyalin kata-kata yang cocok dengan gambar yang ditunjukkan
        guru.
3)      Penulisan huruf yang ada pada kartu, yang telah disusun menjadi kata. 
4)      Penulisan cerita di dalam gambar dengan bimbingan guru.
5)      Penulisan kata-kata yang sudah dikenal (dengan didiktekan guru).
6)      Penulisan kalimat sederhana yang dimulai dengan huruf kapital diakhiri tanda titik.
7)      Penulisan jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan isi bacaan.
Selanjutnya pembelajaran menulis sudah mengarah pada kegiatan mengarang yang diawali dengan pembelajaran mengarang permulaan (mengarang sederhana berdasarkan gambar seri, cerita sederhana, atau pengalaman siswa) sampai pada tingkat mengarang lanjut. Pembelajaran menulis lanjut diarahkan pada pengembangan kemampuan menulis beragam bentuk tulisan.

6
Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan struktur analitik sintetik (Subana:176).
e.       Penilaian Dalam Membaca dan Menulis Permulaan (MMP)
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan data (informasi) untuk menentukan kualitas sesuatu yang terkandung dalam data tersebut. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, data atau informaasi tersebut diperoleh melalui serangkaian kegiatan atau peristiwa yang terjadi di dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan dimaksud berkaitan apa yang dilakukan oleh guru, apa yang terjadi di dalam kelas, dan apa yang dilakukan oleh siswa. Sekalian dengan penilaian pembelajaran MMP di kelas rendah sekolah dasar, penilaian itu tentunya harus sesuai dengan tujuan dan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Penilaian dimaksud berkenaan dengan penilaian terhadap proses dan penilaian terhadap hasil.
Penilaian yang diarahkan pada proses dan hasil belajar siswa dimaksudkan untuk melihat kemajuan dan hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa. Berdasarkan informasi kemajuan dan hasil belajar yang bersifat individual itu, hasil penilaian tersebut juga dapat digunakan untuk membandingkan kemampuan antarsiswa dalam kelas tersebut. Dengan demikian, hasil penilaian dimaksud akan menjadi bahan masukan yang berharga untuk menentukan tingkat kenerhasilan anak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru. Di samping itu, guru juga akan mendapat masukan tentang kesulita-kesulitan yang dialami siswanya dalam belajar. Berbekal informasi tersebut, guru akan dapat memilih dan merancang pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dengan kebutuhan anak didiknya.
7
a.       Penilain Proses
Penilaian proses dilakakuan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajarn dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respons, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses  pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, perkembangan dan kemajuan belajar siswa akan diketahui. Bukan hanya itu, masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar akan terdeteksi. Demikan juga denga respon dan tanggapan siswa terhadap kemajuan belajar yang akan dicapainaya atau terhadap masalah yang dihadapinya akan diketahui.
Berdasarkan penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa informasi yang terekam dalam proses ini harus meliputi tiga ranah, yaitu:
1)      Kognitif
2)      Afektif
3)      Psikomotorik
Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi dari ketiga rabah tersebut dalam proses belajar tidak dapat jika hanya mengandalkan salah satu dari jenis alat penilaian tertentu. Alat penilaian yang berbentuk tes pada umumnya cocok untuk menggali kemampuan-kemampuan yang berkaitan dengan kognisi. Sedangkan untuk alat penilaian afektif dan psikomotorok lebih efektif bila dilakakun dengan menggunakan cara nontes.
Yang dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan/dilaksankan testee (peserta tes). Dalam pembelajarn MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan untuk menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis.
8
b.      Tes Tertulis
Merupakan alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaanya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pengerjaanya oleh siswa dan dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan.
c.       Tes Lisan
Merupakan alat penilaian yang penyajiannya dan pengerjaanya dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara ini pun, pengerjaanya oleh siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan atau tanggapan atas pernyataan baik itu dilakukan oleh siswa dengan siswa maupun oleh siswa/peserta didik dengan guru.
d.      Tes Perbuatan
Merupakan alat penilaian yang penguasaanyan dapat disampaikan secara tertulis atau lisan dan pengerjaanya oleh siswa dilkukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaiann yang dilkukan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok digunakan dalam penilaian proses, sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan penilaian kedua-duanya, baik itu teknik tes maupun itu teknik nontes.
e.        Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menentukan pencapain atau hasil belajar siswa. Alat penilaian yang digunakan dapat berupa tes maupun nontes. Untuk menilai hasil pencapaian hasil pembelajan siswa dalam membaca menulis permulaan di kelas rendah dimaksudkan unruk memenuhi  nilai kemampuan siswa dalam hal kemelekhurufan yang di capainya.

9
Kemampuan-kemampuan dimaksud meliputi pengenalan atas satuan-satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana.

0 komentar: