Dasar-dasar pengembangan menulis informal adalah setiap kegiatan menulis
harus melalui langkah-langkah (proses) menulis yang bertahap, tetapi sebuah
tulisan dapat dihasilkan oleh penulisnya. Tompkins menyatakan “Ternyata menulis
cepat tanpa melalui lima tahap proses menulis diperlukan oleh siswa, terutama
diperlukan untuk menuliskan ide dan kata-kata kunci dalam kegiatan curah
pendapat, menuliskan pesan pada tabel ”KWL” membuat diagram pemetaan semantik,
menulis cepat untuk merespon hasil kegiaatan (saat) membaca atau mempelajari
sesuatu atau mempelajari sesuatu. Tulisan yang dihasilkan dari kegiatan
tersebut, tidak perlu disempurnakan, dirapikan sepeti untuk tulisan formal.
Dalam tulusan itu, siswa sudah menyampaikan pesan secara utuh.
Tidak setiap siswa memiliki ketrampilan menulis informal. Untuk itu perlu
dikembangkan model pembelajaran menulis informal yang sesuai dengan tuntutan
siswa. Berikut ini adalah model pembelajaran menulis informal.
Dalam konteks ini, model pembelajan menulis informal itu disebut ”CITRA” (Cari
Ide Tuliskan Tanpa Ragu). Di asumsikan bahwa setiap siswa memiliki “skemata”
yang dapat dikomunikasikan kedalam bentuk tulisan sesaat setelah itu
dimunculkan dari wilayah mental siswa. Guru berperan sebagai pemotivasi dan
fasilitator siswa untuk memancing pemunculan ide yang akan dituliskan. Caranya,
guru menugaskan siwa untuk melakukan suatu kegiatan atau mengajukan pertanyaan
pancingan. Variabel dari model Citra adalah sebagai berikut:
10
1. Model Pembelajaran Citra 1
Model Pembelajaran Citra 1 ditunjukkan untuk meningkatkan ketrampilan siswa
menuliskan ide atau kata-kata kunci dalam kegiatan curah pendapat.
Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
a. Ajukan sebuah topik kepada siswa.
b. Tugaskan siswa menuliskan ide atau kata kunci yang
berhubungan dengan topik.
c. Periksa hasil tulisan siswa, dalam hal ini ide atau
kata kunci yang tidak berhubungan yang menjadi fokus pemeriksaan. Artinya guru
memeriksa ide atau kata kunci yang tidak berhubungan dengan topik. Itulah yang
dikomentari oleh guru.
2. Model Pembelajaran Citra 2
Model
pembelajaran citra 2 ditunjukan untuk meningkatkan ketrampilan siswa menuliskan
ide atau kata-kata kunci dalam tabel “KWL” (What I know, What I want to find
out, What I learned ). Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
a.
Ajukan sebuah topik kepada siswa.
b.
Tugaskan siswa memilah, memilih, dan meyusun ide yang berkaitan dengan topik.
c.
Tugaskan siswa menuliskan ide yang berkaitan dengan topik
3. Model
Pembelajaran Citra 3
Model pembelajaran Citra 3 ditujukan untuk meningkatkan keterampilan siswa
menuliskan ide, kata-kata kunci atau frase yang berkaitan dengan suatu
topik ke dalam bentuk diagram (kluster). Ada lima diagram yang digunakan untuk
menuliskan topic yang diajukan kepada siswa.
a. Kluster Penceritaan
Topik diuraikan menjadi tiga pilihan awal,
tengah dan akhir.
11
b. Kluster 5W + 1H
Topik diuraikan dengan menjawab pertanyaan What (apa), Who (siapa), When
(kapan), Where (dimana), Why (mengapa), dan How (bagaimana).
c. Kluster
Penginderaan
Topik dipilah menjadi lima pilahan berdasarkan pengalaman penginderaan, see
(penglihatan), smell (penciuman), touch (perabaan), hear (pendengaran), dan
taste (pengecapan). Hasil penginderan tersebut dituliskan dalam diagram.
d. Kluster
Pelaporan
Topik dipilah untuk melaporkan tentang hakikat sesuatu atau melaporkan
suatu fenomena berdasarkan penjawaban pertanyaan, misalnya: (1) What does it
look like? (2) Where does it live? (3) What does it eat? (4) What isspecial
about it? Dan (5)How does it protect it self? Hasilnya dilaporkan/dituliskan ke
dalam diagram.
e. Kluster
Pemetaan Semantik
Kluster pemetaan semantik digunakan untuk merumuskan topik karangan atau
tulisan berdasarkan suatu topik utama. Topik yang dituliskan dalam diagram
adalah:
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah:
a.
Ajukan topik kepada siswa.
b.
Tugaskan siswa memilah, memilih dan menyusun ide, kata-kata
kunci atau frase yang berkaitan dengan topik, kemudian menuliskan ke dalam
diagram.
c.
Periksa diagram
(kluster) yang sudah dikerjakan oleh siswa. Komentari hal-hal yang tidak sesuai
dengan topik.
4.Model
Pembelajaran Citra 4
Model pembelajaran Citra 4 ditujukan untuk meningkatkan keterampilan siswa
menuliskan tanggapan (respons) singkat dalam bentuk tulisan terhadap suatu
fenomena atau suatu hal.
12
Berdasarkan
suatu topik atau tema yang disampaikan oleh guru, siswa ditugaskan menanggapi
secara singkat dalam bentuk tulisan. Tanggapan secara singkat adalah tulisan
yang berbentuk kalimat tunggal (1 S P O K) atau berbentuk frase.
Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
a.
Guru menyampaikan sebuah topic kepada siswa, misalnya:
Korupsi merupakan perbuatan yang merugikan Negara dan mempertinggi angka
penderitaan masyarakat. Sudah banyak bukti aparat yang terlibat dalam korupsi
negeri ini. Bagaimana tanggapan anda tentang hal itu?
b.
Siswa
ditugaskan untuk menuliskan tanggapan terkait dengan topik itu. Tulisan siswa
harus singkat dan tidak berbentuk kalimat.
c.
Periksa tulisan
siswa dan komentari kesesuaiannya dengan topik yang diajukan.
5. Model Pembelajaran Citra 5
Model pembelajaran Citra 5 ditujukan untuk meningkatkan keterampilan siswa
menuliskan sebuah topik dalam paragraf. Dalam model ini, siswa ditugaskan
menuliskan sebuah topik dalam satu paragraf. Dalam paragraf, siswa menuliskan
minimal dengan 5 (lima) kalimat. Tulisan tersebut dapat berbentuk sebuah
anekdot atau laporan pandangan mata.
Langkah-langkah pembelajaran model ini adalah:
a.
Ajukan suatu topik kepada siswa.
b.
Tugaskan siswa untuk membatasi topik yang dipilihnya
dalam tulisan. Topik yang ditulis oleh siswa dibentuk dalam 1 (satu) paragraf,
dengan minimal 5 (lima) kalimat penjelas.
c.
Komentari hasil tulisan siswa berdasarkan ketepatan
topik dan cara penulisan dalam paragraf.
0 komentar:
Post a Comment